Hai apa kabar?
Hmm kali ini aku mau coba nulis apa yang ada di pikiranku. Uhm... pertama-tama ini cuma pemikiranku ya, jadi pasti banyak pertentangan dan hal-hal yang tidak dibenarkan oleh dunia haha. Mari kita sebut ini curhatan.
Sebenarnya banyak sekali pikiran-pikiranku yang tidak pernah tertuang di manapun, masih mengendap dalam otak tapi kalau berusaha kuingat-ingat, malah jadi lupa >_<
Oh ini, pertama aku itu orang yang pesimis, enggan untuk berharap pada banyak hal. Alasannya satu, pasti kecewa. Kamu pasti berpikir kalau aku pengecut, tidak berani berharap cuma karena takut kecewa. Ya, kamu benar kok, aku memang pengecut. Hahaha. Tapi coba kamu pahami dulu kenapa aku begitu.
Menurutku, dunia itu tidak seperti apapun yang kita bayangkan, terutama hal-hal indah tentangnya. Pengetahuanku tentang dunia kebanyakan kudapat dari novel dan berita. Ironis memang, tapi dari sanalah aku belajar sedikit tentang dunia. Kenapa begitu? Karena di dalam sebuah karya sastra seperti novel, pasti sedikit-banyak mencerminkan kenyataan yang ada di dalam dunia kita. Contohnya: dunia itu keras, kejam, mengecewakan, tidak adil, dan masih banyak lagi. Maksudku, iya memang masih banyak orang-orang yang baik di dunia ini, tapi perlu diingat kalau setiap manusia pasti punya sisi baik dan buruk. Namun sayangnya, terkadang mereka yang mempertahankan nilai-nilai baik malah menjadi korban dari orang-orang yang berbuat seenaknya.
Banyak sisi dari dunia ini yang tidak diketahui kebanyakan orang. Jadi rasanya memang banyak kerusakan-kerusakan tersembunyi yang diperbuat oleh sebagian pihak, sedangkan di sisi lain, sebagian pihak lagi berusaha memperbaikinya. Seperti sudah kukatakan sebelumnya kalau manusia itu punya sisi baik dan buruk, kita sebagai manusia seharusnya juga mengimbangi kerusakan yang kita perbuat dengan perbaikan. Dengan begitu, keseimbangan dunia akan terjaga. Wah muter haha
Kembali lagi kenapa aku tidak mau menaruh harap pada dunia ini. Jadi begini, hampir pada setiap hal, aku awalnya akan membayangkan kemungkinan terburuk terhadapnya. Bukannya skeptis atau bagaimana, tapi kupikir itulah yang bisa kulakukan supaya aku tidak terjatuh terlalu dalam jika sesuatu tidak berjalan baik. Kemudian kalau ternyata hal itu berhasil baik, tentu saja aku akan merasa senang. Namun jika ternyata hal itu tidak berjalan baik, aku tidak akan terlalu bersedih karena aku sudah menduganya. Jadi begitulah kenapa aku berpikir pesimistis. Intinya, aku tidak berharap terlalu banyak sehingga tidak akan terlalu bersedih dan bisa mengambil pelajaran darinya jika sesuatu tidak berjalan baik. Tapi, jika sesuatu berjalan dengan baik aku akan merasa senang dan bersyukur tetap karenannya.
Oh iya, kamu tahu kenapa manusia itu disebut pembuat kerusakan di bumi? Padahal kan tidak semua orang menggunduli hutan, tidak semua orang membuang limbah berbahaya ke laut, dan tidak semua orang membuang sampah langsung ke sungai. Yang kusebutkan itu sebenarnya hanya kerusakan yang tampak dan berskala besar. Itu hanya sebagian kecil kerusakan alam yang diperbuat oleh manusia dan sering masuk berita. Kalau dipikir-pikir lagi, setiap manusia sebenarnya ikut andil dalam kerusakan alam yang terjadi di bumi, meskipun sedikit. Kita membangun rumah, membuat kertas, membuat perabotan pakai kayu. Kita makan dan minum, menghasilkan sampah plastik. Kita menggunakan transportasi berbahan bakar fosil, mencemari udara. Nah itulah kita. Tapi yang kusebutkan itu adalah kerusakan-kerusakan alam yang jelas tampak. Ada jenis kerusakan lain yang seringnya tidak kita sadari keberadaannya. Kamu tahu apa itu? Bisa menebak?
Manusia itu diciptakan lain dari malaikat, atau iblis, atau hewan. Kita adalah malaikat tapi dengan hawa nafsu, kita adalah iblis tapi dengan hati nurani, kita adalah hewan tapi dengan akal pikiran. Apa bisa kukatakan kalau manusia itu gabungan dari ketiganya?(wiihh bagus juga kata-kataku XD) Manusia itu punya sisi baik dan buruk, selain itu kita juga punya nafsu yang sama seperti hewan. Untuk itulah, sebenarnya kalau ingin jadi "baik", manusia harus bisa mengendalikan ketiganya. Memang pada dasarnya kita diciptakan dengan sifat tergesa-gesa, suka mengeluh, dan memiliki hawa nafsu, maka hal inilah yang mencemari dunia. Selain kerusakan-kerusakan alam yang tampak itu, kita juga membuat kerusakan di dunia dalam bentuk hawa nafsu kita, sikap buruk, amarah, iri dan dengki, kesombongan, serta sikap ingin menang sendiri. Menurutku memang begitulah takdir kita.
Ketika kita mengambil manfaat dari bumi kita, kita memang berbuat sedikit kerusakan. Meskipun begitu, bukan berarti kita sama sekali tidak boleh menggunakan apa yang ada di bumi. Bumi dan segala isinya itu diciptakan dengan tujuan yang benar. Kita boleh mengambil manfaat darinya: makan ikan dari laut, makan daging dari sapi, makan nasi dari padi, membuat rumah dan kertas dari kayu, membuat pakaian dari serat hewan, bahkan membuat perhiasan dari logam-logam mulia. Hal yang harus diingat adalah kita sebagai manusia memiliki tugas menjaga keseimbangan. Sudah menjadi tanggung jawab kita untuk memperbaiki apa yang telah rusak dan tidak mengeksploitasi bumi supaya bumi juga memiliki waktu untuk memulihkan diri.
Menulis memang mudah, apalagi berpikir hahaha. Pada kenyataannya, tinggal di bumi dan menjadi manusia tidak semudah itu. Tanggung jawab terlalu berat, belum lagi harus menghadapi manusia lain yang menganggap diri mereka lebih unggul dari manusia lain dan dari alam yang mereka tempati.
Iya aku sok tau :v Bye.
Komentar
Posting Komentar